Jumat, 07 Januari 2011

Dampak Sosial Teknologi


Externalities merupakan biaya diluar biaya produksi perusahaan yang berkaitan dengan dampak sosial/lingkungan dari produk yang dibuat. Biaya ini sangat sulit dihitung karena belum ada standarisasinya secara global.
Contoh sederhana externalities untuk produk konvensional mudah dimengerti, yaitu jika perusahaan memproduksi kertas, perusahaan harus mengeluarkan dana untuk dampak lingkungan kerusakan hutan. Hal ini dikarenakan kertas terbuat dari serat kayu. Dana ini, biasanya disalurkan pada lembaga pelestari lingkungan seperti WWF. Namun bagaimana dampak sosial yang ditimbulkan produk teknologi yang bersifat digital (seperti handphone, jejaring sosial, komputer, internet)? Hal ini saat ini menjadi topik yang cukup menarik saat ini karena masyarakat sudah mulai tergantung pada teknologi. Salah satu akibat dari ketergantungan manusia terhadap teknologi yaitu munculnya istilah technophobia dan technostress yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai dampak sosial yang ditimbulkan dari penggunaan produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dari segi psikologis yaitu, technophobia dan technostress.
Sebelum membahas lebih lanjut technophobia dan technostress yang terjadi saat ini, sebaiknya kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kedua istilah tersebut. Technophobia adalah ketakutan atau rasa tidak suka terhadap teknologi canggih atau perangkat yang kompleks, terutama komputer (American Heritage Dictionary). Istilah ini umumnya digunakan dalam arti ketakutan irasional (tidak masuk akal), tetapi ada juga yang berpendapat ketakutan ini nyata. Istilah ini adalah kebalikan dari technophilia (rasa sangat antusias terhadap teknologi) (wikipedia). Sejarah singkatnya, technophobia mulai mendapatkan perhatian nasional dan internasional sebagai sebuah gerakan pada awal Revolusi Industri dimana banyak buruh yang diberhentikan dan tenaganya digantikan dengan mesin dan akibatnya Kemudian pada Maret 1811 munculah kelompok pekerja anti teknologi yang bernama “Ludd”. Kelompok pemberontakan terhadap teknologi modern bermunculan karena keyakinan mereka bahwa teknologi mengancam cara hidup dan mata pencaharian mereka. Sedangkan technostress adalah hubungan psikologis negatif antara orang dan pengenalan teknologi baru. Craig Brod, pemimpin dalam bidang penelitian technostress, menyatakan bahwa technostress adalah "... penyakit modern adaptasi disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengatasi dengan teknologi komputer baru dengan cara yang sehat." (Technostress: The Human Cost of the Computer Revolution, 1984).
Dari pengertian diatas, dapat kita analisa bahwa tidak semua orang menyukai kemajuan teknologi dikarenakan ketakutan mereka akan pengaruh teknologi terhadap cara hidup dan mata pencarian mereka. Bahkan teknologi menjadi penyebab stress karena kecemasan dan ketakutan tersebut. Hal ini sangat wajar jika kita telaah dari konsep teknologi yang mengubah cara hidup manusia. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memang banyak mengubah cara hidup manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa contoh dampak positifnya seperti :
a.      Proses produksi sudah berubah menjadi terotomatisasi dengan adanya mesin/robot sehingga waktu produksi lebih cepat, hasilnya lebih banyak dan resiko pekerjaan yang berbahaya dapat digantikan mesin.
b.      Memudahkan dalam proses komunikasi/interaksi antar manusia dimana dan kapan saja dengan adanya handphone, chatting, email, jejaring sosial, dan lain-lain.
c.       Penyampaian dan pendistribusian informasi lebih cepat dan mudah melalui media elektronik (tv, radio, internet) dibandingkan media cetak(koran, majalah, buku).
d.      Proses transaksi jual beli menjadi lebih mudah dan cepat dibanding cara konvensional. Hal ini terbukti dengan adanya e-banking, e-payment, e-commerce dan lain-lain.
Sedangkan contoh dampak negatifnya antara lain :
  1. Proses produksi yang serba otomatis mengakibatkan ketakutan akan tidak terpakainya tenaga manusia, dalam arti lapangan kerja semakin sempit meskipun hal ini tidak sepenuhnya benar.
  2. Semakin mudahnya komunikasi/interaksi misal lewat internet menyebabkan individu seolah-olah mempunyai dunia sendiri dan pola interaksi secara tatap muka dapat tergantikan dengan web cam sehingga menjadikan manusia kurang berinteraksi secara langsung. Contoh lain, anak-anak sekarang lebih senang bermain games online daripada bermain permainan tradisional.
  3. Penyampaian dan pendistribusian informasi melalui media elektronik memang akan lebih efisien karena paper less. Namun hal ini tentu akan menyebabkan produsen seperti penerbit buku kehilangan sebagian konsumennya karena saat ini sudah ada e-book. Atau contoh lain, koran dapat tergantikan dengan adanya situs detik.com
  4. Kemudahan proses transaksi lewat internet memang sangat baik, tetapi saat ini sebagaian orang juga sudah mulai mengalami ketakutan jika pin dan rekening bank mereka dihack orang lain. Contoh lain, kurangnya kepercayaan konsumen untuk berbelanja lewat internet karena tidak bertransaksi secara langsung.
Referensi :
DAMPAK SOSIAL TEKNOLOGI
TUGAS KULIAH
MANAJEMEN KEUANGAN DAN TEKNOLOGI E-BISNIS
Dosen : Dr. Budi Hermana



Oleh

Eka Fitriah
Kelas : PLSI 37






JURUSAN PLSI ANGKATAN 37
UNIVERSITAS GUNADARMA



Selasa, 04 Januari 2011

Penerapan TI dalam bisnis


Perkembangan teknologi informasi saat ini dapat menjadi peluang atau malah menjadi tantangan bagi perusahaan jika suatu perusahaan tidak cerdik dalam menangani  pesatnya  kemajuan teknologi yang ada. Sudah menjadi suatu kebutuhan dan permintaan dari suatu perusahaan yang ada sekarang ini terhadap penggunaan informasi, dimana merupakan suatu tuntutan bahwa setiap organisasi atau perusahaan akan mengikuti perkembangan teknologi yang demikian pesatnya jika tidak ingin kalah atau ketinggalan oleh pesaingnya. Penggunaan teknologi informasi dan pemmanfaatnya dalam mengumpulkan dan pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan akan sangat berperan dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dimasa yang akan datang. 

Pesatnya perkembangan dari internet menjadi salah satu infrastruktur komunikasi yang termurah dan dengan tingkat penerimaan yang luas, menjadikan internet sebagai fasilitas pendukung dan bahkan sebagai urat nadi bisnis menjadi semakin nyata keunggulannya. Salah satu tren yang menyertai bisnis dalam jaringan internet saat ini adalah e-commerce. Dengan membawa keunggulan internet seperti pelayanan 24 jam (tidak ada batas waktu), akses dari segala penjuru (tidak ada batas geografi, menjangkau pasar global) dengan biaya yang relatif murah, penyampaian informasi lebih efisien dan kemudahan-kemudahan lainnya, maka tidaklah mengherankan jika sekarang banyak organisasi bisnis yang merambah ke dalam e-commerce untuk promosi maupun penjualan produknya secara online dengan e-payment. 

Selain e-commerce, saat ini banyak digunakan mesin kasir yang telah menerapkan penggunaan teknologi informasi seperti mesin kasir yang digunakan pada mini/super market maupun departement store. Dengan sistem barcode sehingga lebih efisien dalam pelayanan transaksi konsumen dan pengolahan datanya bagi manajer (menghitung stok barang, pendapatan perusahaan dan lain-lain).
Penggunaan TI juga diterapkan pada layanan perbankan seperti ATM bank itu sendiri maupun ATM bersama, e-banking, mobile-banking dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan memudahkan pelanggannya dalam mengakses berbagai layanan perbankan tersebut dimana dan kapan saja. 

Sebenarnya masih banyak lagi contoh penerapan TI dalam kegiatan bisnis sehari-hari yang dapat meningkatkan peluang bisnis. Intinya dengan menerapkan TI dengan baik, sebuah perusahaan dapat mengefisiensi biaya pengelolaan informasi (operasional perusahaan) dan meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan, dapat menjangkau pasar global, dimana dan kapan saja dengan adanya internet. 

Tetapi, ada kelebihan pasti ada kekurangan dengan penerapan TI untuk bisnis seperti mahalnya biaya infrastruktur TI yang dibutuhkan, membutuhkan tenaga ahli dibidang TI untuk pembuatan sistem maupun maintanance dan persaingan yang semakin ketat karena pasar sudah terbuka secara global dengan adanya internet.

Rabu, 27 Oktober 2010

Contoh Penerapan SPK untuk aplikasi keuangan


PENERAPAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
PADA BALTON INDUTRIES


BAB I PENDAHULUAN

Balton Industries terdiri dan empat perusahaan yang berbeda yang bergerak pada industri yang berbeda. Balton, bisnis multi jutaan dollar, selalu beroperasi dengan dana yang minimum untuk mendapatkan peluang investasi maksimal kepada organisasi secara seluruh, Balton telah berhasil dalam bisnis selama 16 tahun dan belakangan ini telah menguasai asset tunai yang dapat digunakan untuk investasi jangka panjang.

Pejabat kepala keuangan dari organisasi ini adalah wakil presiden direktur Keuangan yang bertanggung jawab untuk menginvestasikan $ 1,234,500 yang terdapat dalam rekening bank. Walaupun ada sedikit penambahan maupun pengurangan di rekening bank, dia merasa bahwa jumlah ini cukup untuk diinvestasikan dengan cadangan 15% dari asset tunai ini untuk keperluan likuiditas.

Untuk membantu wakil presiden direktur dalarn mengembangkan rencana investasi atau portfolio, tenaga seorang konsultan digunakan, konsultan tersebut memiliki keahlian yang tidak dimiliki oleh sang wakil presiden direktur. Khususnya, konsultan tersebut memiliki keahlian dalam menentukan tingkat. pengembalian investasi (Return On Investment) dari berbagai altematif, estimasi resiko, dan potensi perkembangan investasi.

Berdasarkan ketersediaan dana untuk investasi, konsultan merekomendasikan 7 kemungkinan altematif investasi seperti dijelaskan dalam tabel berikut ini (Uang Tunai tentu merupakan alternatif ke-8 yang diperlukan untuk keperluan likuiditas). Ketika Wakil presiden direktur setuju dengan ketujuh alternatif, konsultan kemudian menanyakan kriteria keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur keuntungan dan kerugian dari setiap altematif Sang wakil presiden direktur menawarkan kriteria sebagai berikut:

1.  Tingkat Pengembalian lnvestasi Tahunan (Annual Return on Investment)
Sasaran utama dalam rencana investasi adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian investasi tahunan yang maksimal. Konsultan memutuskan untuk memakai persentase rata rata tingkat pengembalian (rate of return) tahun ini untuk masing- masing investasi.

Alternatif Investasi
Penjelasan Singkat
Mutual Fund I

Resiko rendah, investasi besar di bonds, sedikit pada saham
Mutual Fund II
Resiko rendah ke menengah, sedikit besar investasi di bonds daripada saham.
Mutual Fund III
Resiko menengah ke tinggi, sedikit lebih besar investasi di saham daripada bonds.
Mutual Fund IV
Resiko tinggi, investasi besar di saham, sedikit di bonds
Treasury Bills
Resiko rendah, obligasi pemerintah
Real Estate
Properti spekulasi resiko tinggi
Saving and Loan
Resiko rendah, hasil besar dengan menyimpan sertifikat

2.  Resiko (Risk)
Investasi harus meminimumkan resiko dari investasi. Wakil presiden direktur mengindikasikan investasi dengan peluang lebih besar 50-50 untuk kehilangan uang tidak boleh dimasukkan kedalam seleksi terakhir. Konsultan memperkirakan koefisien resiko dari survey setiap alternatif. Tingkat resiko berbanding lurus dengan persentase resiko. (Makin besar persentase, makin besar resiko yang
dihadapi).

3. Perkembangan (Growth)
Rencana investasi harus mengikutsertakan investasi dengan potensi perkembangan yang tinggi, Konsultan menggunakan formula analisa keuangan untuk mendapatkan tingkat perkembangan investasi yang diharapkan sebagai fungsi dari tingkat pengembalian investasi, dirata-ratakan untuk 4 periode tahunan, Hasil pengukuran dalam persentase dan konsisten dengan persentase dengan persentase yang diusulkan oleh wakil presiden direktur tersebut. Khususnya dia merasa bahwa investasi dengan tingkat perkembangan diatas 10% yang dapat diikutsertakan dalam analisa.

4. Jangka Waktu Investasi (Length of Time for the Investment)
Rencana investasi harus mencakup investasi dengan jangka waktu investasi paling lama 7 tahun. Semakin panjang jangka waktu investasi, maka makin tinggi peluang mengalami kegagalan. Pengukuran yang dilakukan berdasarkan jangka waktu investasi minimum tiap tiap investasi atau rata rata ekspektasi jangka waktu yang diperlukan untuk investasi.

Semua kriteria yang dihitung disajikan dalam tabel berikut ini. Seperti yang dapat dilihat seperti contoh, alternatif investasi Mutual Fund I mempunyai tingkat pengembalian investasi tahunan sebesar 17 %. Faktor resiko sebesar 35 %, tingkat perkembangan 21%, dan memerlukan jangka waktu 6 tahun untuk investasi.

Karena jumlah uang berubah dengan cepat, konsultan merasa bahwa investasi
dilakukan dengan persentase dari total dana yang tersedia, bukan dengan menentukan jumlahnya. Sebagai tambahan, untuk membatasi dana yang digunakan, wakil presiden juga menginginkan pembatasan total dana yang ditempatkan ke masing masing investasi tidak melebihi 50 %. Dia juga menginginkan jumlah dana yang ditempatkan untuk dua alternatif investasi dengan resiko tertinggi tidak boleh melebihi 40 %.

Investment Alternatives
Annual
Return On
Investment
Risk Estimate
Percentage Growth Estimate
Estimated Time of Investment
Mutual Fund I
17
35
21
6
Mutual Fund II
19
45
24
6
Mutual Fund III
21
60
26
7
Mutual Fund IV
24
70
30
8
Treasury Bills
08
10
05
5
Real Estate
25
75
27
7
Saving and Loan
11
25
02
3
Cash
00
00
00
0

Pertanyaan yang timbul
1.  Metode kuantitatif apakah yang harus digunakan untuk memodelkan permasalahan ini?
2.  Sesuai dengan pertanyaan 1, Formula apakah untuk permasalahan ini? Tentukan dengan jelas elemen-elemen model tersebut.
3.  Apa solusi persentase untuk formulasi pada pertanyaan 2 ?
4.  Berapa banyak uang tunai yang harus dialokasikan untuk masing masing alternatif investasi ?

Jawaban
1.     Model yang paling tepat untuk kasus ini adalah model optimasi algoritnik, karena penyelesaiannya untuk mencari jawab terbaik melalui proses berulang atau iteratif. Model penyelesaiannya adalah dengan menggunakan metode simpleks. Dengan metode simpleks akan didapatkan berapa persentase dana yang dialokasi untuk masing-masing alternatif. Sebenarnya pemecahan masalah dapat juga digunakan metode analisa keputusan. Tetapi dengan analisa keputusan, hasilnya berupa pemilihan alternatif yang terbaik. Sedangkan pihak manajemen menginginkan adanya perhitungan alokasi dana untuk masing-masing alternatif.

2.     Karena masing-masing altenatif memiliki keuntungan dan kelemahan yang tidak dapat dikuantifikasi dalam kategori yang sama, mis: dalam bentuk satuan moneter. Maka dilakukan pendekatan utilitas. Tetapi yang perlu ditekankan bahwa untuk pendekatan utilitas, nilai utilitas yang diterapkan pada masing-masing kategori tergantungan kepada nilai yang terkandung pada pengambilan keputusan. Untuk itulah kita perlu menentukan tingkat batas utilitas untuk masing-masing kategori altenatif.



Kategori
Batas
Utilitas
Bawah
Annual ROI
Risk estimate
% Growth Estimate
Estimated Time Investment
0
0
0
0
0
10
0
10
Atas
Annual ROI
Risk estimate
% Growth Estimate
Estimated Time Investment
25
45
30
7
10
0
10
0


Dari penilaian Vice President terhadap masing masing alternatif, maka altenatif Mulual Fund III dan Mutul Fund IV dan Real Estate tidak dimasukkan karena tingkat resikonya diatas 50% sebagaimana yang ditetapkan oleh Vice President sebagai batas untuk dimasukkan sebagai calon alternatif investasi. Kemudian alternatif Treasury Bills dan Savring and Loans juga tidak dimasukkan karena tingkat pertumbuhannya dibawah 10% sebagaimana yang ditetapkan sebagai batas untuk dimasukkan sebagai calon alternatif investasi. Jadi alternatif berkurang menjadi hanya: Mutual Fund I dan Mutual Fund II, sedangkan Cash (Uang tunai) tidak dimasukkan dalam perhitungan tetapi telah ditetapkan alokasi 15% dari keseluruhan dana yang tersedia. Untuk kedua altematif yang memenuhi syarat, maka

Kategori
Annual ROI
Risk
% Growth
Time
Total
Mutual Fund I
6.8
2.22
7
1.43
17.45
Mutual Fund II
7.6
0
8
1.43
17.03

Formulasi Masalah :
Maks:z= 17.45 X1 + 17.03 X2
Subject to:
X1 + X2
X1
X2
X1,X2

3. Hasil dari penyelesaian formulasi pada pertanyaan 2 adalah :
Xl = 50 % (Investasi Mutual Fund I dengan alokasi dana 50%)
X2= 35 % (Investasi Mutual Fund II dengan alokasi dana 35%)
Cash = 15 %
4. Alokasi dana untuk masing-masing alternatif adalah :
Mutual Fund I    = 50 % x $1,234,500            = $ 617,250
Mutual Fund II  = 35 ?/o x $1,234,500          = $ 432,075
Cash                      = 15 % x $1,234,500            = $ 185,175

 
BAB II
PERANCANGAN SISTEM

1. Ruang lingkup Masalah
Ruang lingkup masalah disini adalah mencakup pada pengalokasian dana yang
tersedia untuk diinvestasikan pada berbagai alternatif investasi yang diusulkan oleh konsultan. Faktor-faktor yang berkaitan dengan masing-masing alternatif terdiri dari: Return on Investment (ROI) tahunan, Analisa Resiko, Estimasi pertumbuhan, Jangka waktu investasi. Vice President menetapkan batas-batas untuk masing masing faktor supaya dapat diikutsertakan dalam pengalokasian dana.

2. Perumusan Masalah
Balton Industries merupakan salah satu perusahaan multimilioner dengan 4 perusahaan yang berbeda. Karena keberhasilan dalam bisnisnya, Balton Industries dapat menghimpun sejumlah dana tunai yang dapat digunakan untuk investasi. Jumlah dana yang tersedia sekitar $ 1,234,500. Alokasi dana diusahakan oleh Vice President dengan bantuan konsultan untuk menentukan alternatif investasi. 15 % dari keseluruhan dana dialokasikan untuk dana tunai untuk keperluan likuiditas.

Kemudian untuk faktor-faktor yang berkaitan, vice president memberikan batas-batas untuk masing masing faktor sepeti dibawah ini:

a. Return On Investment (ROI) Annual
Vice President tidak mensyaratkan batas batas ROI untuk masing-masing alternatif, sehingga semua alternatif layak masuk ditinjau dari ROI.
b. Risk
Vice President mensyaratkan alternatif dengan risk (resiko kegagalan) lebih kecil dari 50%. Untuk itu, alternatif ke-3, ke-4 dan ke-6 tidak memenuhi syarat sehingga dikeluarkan dari alternatif investasi.
c. Percentage Growth
Vice President mensyaratkan alternatif dengan prospek pertumbuhan diatas 10% per tahun. Untuk ini, alternatif ke-5 dan ke-7 tidak memenuhi syarat sehingga dikeluarkan dari alternatif investasi
d. Time of Investment
Vice President mensyaratkan investasi dengan jangka waktu investasi paling lama adalah 7 tahun. Untuk ini semua alternatif memenuhi syarat.

3. Analisa Pemecahan Masalah
Masalah yang dihadapi disini adalah termasuk kepada masalah optimisasi dari fungsi utilitas dari alternatif berdasarkan faktor faktor yang berkaitan dengan investasi. Sebagaimana diketahui bahwa untuk tiap faktor tidak dalam dalam satuan moneter sehingga sulit untuk dikuantifikasi jika ditinjau dari segi moneternya. Untuk itulah dilakukan pendekatan utilitas.


Kategori
Batas
Utilitas
Bawah
Annual ROI
Risk estimate
% Growth Estimate
Estimated Time Investment
0
0
0
0
0
10
0
10
Atas
Annual ROI
Risk estimate
% Growth Estimate
Estimated Time Investment
25
45
30
7
10
0
10
0

Tabel batas utilitas faktor-faktor Investasi
Ø Identifikasi variabel-variabel yang dipergunakan.
Dari persyaratan ke empat faktor investasi yang diajukan oleh Vice President, maka altematif yang layak untuk dilakukan analisa adalah altematif ke-1 dan alternatif ke-2.
X1= Alokasi dana untuk alternatif ke-1 (Mutual Fund I)
X2= Alokasi dana untuk alternatif ke-2 (Mutual Fund II)
Ø Kendala-kendala yang dihadapi.
-  Total alokasi investasi adalah 85 % dari keseluruhan dana yang tersedia, karena 15% telah dialokasikan untuk dana tunai guna keperluan likuiditas.

Xl + X2 ≤ 0.85
- Vice President mensyaratkan bahwa alokasi dana untuk masing-masing alternatif paling banyak adalah 50%
X1 ≤ 0.5
X2 ≤ 0.5
- Kendala non-negativitas
X1 ≥ 0
X2 ≥ 0

Ø Fungsi Objektif
Fungsi objektifnya adalah memaksimalkan utilitas yang di konversikan dari masing-masing faktor investasi

Kategori
Annual ROI
Risk
% Growth
Time
Total
Mutual Fund I
6.8
2.22
7
1.43
17.45
Mutual Fund II
7.6
0
8
1.43
17.03

Total utilitas yang didapatkan untuk 100% alokasi X1 adalah 17.45 dan 100%
alokasi X2 adalah 17.03
Fungsi Objektif:
Z = 17.45 X1 + 17.03 X2

Jadi Program linear yang diperoleh adalah:
Maks: Z = 17.45 X1 + 17.03 X2
Subject to
X1 + X2 ≤ 0.85
X1 ≤ 0.5
X2 ≤ 0.5
X1 ≥0
X2 ≥0

Dengan bantuan software CMMS (Computer Method for Management Science),
pemecahan yang diperoleh sebagai berikut:

Variabel
Variabel Value
Original Coeficient
Coeficient  Sensivity
X1
 0.5
17.45
0
X2 
 0.35 
17.03 
0

Objektive Function value : Z= 14.686
Jadi alokasi dananya menjadi

Investasi
Persentase (%)
Jumlah
Mutual Fund I
50%
$ 617,250
Mutual Fund II 
35%
$ 432,075
Cash   
15%
$ 185,175

BAB III
PROSEDUR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

1. Data
Data adalah sekumpulan karakter yang diterima sebagai masukan suatu informasi dan didesain serta diolah.

Tahap ini merupakan tahap proses pengenalan persoalan untuk mengetahui ada
tidaknya masalah. Masalah yang dihadapi oleh Balton Industries adalah masalah pengalokasian dana yang menganggur untuk investasi. Untuk itulah konsultan dipanggil untuk memberikan masukan altematif investasi. Vice president kemudian memberikan penilaian dan memberikan persyaratan terhadap masing-masing faktor-faktor investasi.

Adapun data yang diperoleh adalah :
1. Data jumlah dana yang menganggur
2. Data jumlah alokasi dana untuk uang tunai.
3. Data masing masing alternatif beserta data faktor-faktor investasi
4. Data persyaratan dari Vice President.
5. Data fungsi utilitas berdasarkan nilai yang ditetapkan oleh Vice President.

2. Model
Model adalah suatu representasi atau formalisai dari suatu sistem nyata. Dilihat dari Strukturnya, model dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Model ikonis
Model ikonis mempertahankan sebagian dari sifat-sifat fisik dari hal-hal yang diwakili mereka. Model ini menyerupai sistem sebenarnya tetapi dalam skala yang berbeda.
b. Model Analog
Model yang terdapat substitusi komponen-komponen atau proses-proses, guna
menunjukkan persamaan dari apa yang dibentuk modelnya. Model ini menggunakan karakteristik suatu sistem untuk merepresentasikan beberapa karakteristik sistem lain. Model ini dapat menggambarkan situasi dinamis dinamis diperkirakan untuk perkiraan dan pengendalian.
c. Model Simbolik /Kuantitatif
Model-model simbolik menggunakan berbagai simbol untuk menerangkan aspek aspek dunia nyata. Prediksi atau pemecahan optimal dapat dicapai dari model-model simbolik ini dengan menerapkan metode-metode matematika. statistika dan logika. Keterbatasan praktis dari model simbolik ini adalah bahwa hasilnya mungkin tidak mudah diinterpretasikan, bahkan di kalangan para ahli, karena asumsi-asumsi dari model tidak cukup dikemukakan.

Dilihat dari ketiga jenis model tersebut, maka yang paling tepat untuk digunakan dalam kasus ini adalah metode simbolik kuantitatif karena dapat diterjemahkan dalam model-model matematis.

Model-model kuantitatif dapat dibagi menjadi model statistika, model optimasi, model heuristik dan model simulasi.

a. Model Statisik
Model yang mendiskripsikan dan menyimpulkan data.
b. Model Optimasi
Model yang digunakan untuk menentukan jawab terbaik. Model ini dibedakan atas model optimasi analitik dan model optimasi algoritmik.
1. Model optimasi mlalitik
Mencari jawab terbaik melalui proses yang langsung dan tidak berulang ulang.
Contoh : a. Analisis marjinal
    b. Analisis inkremental
2. Model algoritmik
Mencari jawab teknik melalui proses yang berulang atau iteratif.
Contoh : a. Metode simpleks
    b. Metode transportasi
              c. Metode persediaan

3. Model Heuristik
Model yang digunakan untuk mencari jawab yang baik, tetapi bukan jawab optimum. Model ini metllpakan pendekatan praktis.

BAB IV
PENDEKATAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

Pendekatan yang umumnya digunakan dalam sistem pendukung keputusan adalah pendekatan data/object oriented clan pendekatan proses/process oriented.

Pendekatan data / data oriented
Pendekatan berorientasi objek ini mengambil asumsi dasar bahwa data lebih stabil dibandingkan dengan proses yang mempergunakannya.

Pendekatan berorientasi objek ini menciptakan modul-modul database sebagai
dokumen analisis sama dengan batasan objek yang ada dalam sistem nyata. Dengan demikian, ada korespondensi satu satu antara objek sistem dan komponen dokumen analisis ketika pendekatan berorientasi objek ini diterapkan. Hal ini menjadi keuntungan yang signifikan dari penerapan model ini.

Yang menjadi pusat perhatian dalam pendekatan ini adalah datanya, dan bukan proses yang menghasilkan data tersebut ataupun proses yang memanfaatkan data tersebut.
Secara sederhana, pendekatan ini dapat ditunjukkan melalui diagram datanya.



Pendekatan Proses I Process 0 riented
Pendekatan berorientasi proses (process oliented) ini mendasarkan metodologinya pada kestabilan proses. Kestabilan proses yang dimaksudkan adalah adanya proses yang sudah tertentu, jelas dan terdefinisi. Dengan spesifikasi proses seperti ini, maka database dapat dibuat dan diimplementasikan. Pendekatan berorientasi proses ini memusatkan perhatian pada sistem yang sedang dikembangkan, memanfaatkan penggunaan kembali kode-kode proses yang ada, evaluasi keterkaitan proses, penilaian terhadap produktivitas proses dan biaya, serta akhirnya membuat suatu proses standar.

Secara singkat, pendekatan ini menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan dari proses-proses tertentu dan terdefinisi yang saling berinteraksi. Pendekatan ini menghasilkan di dalamnya rancangan database yang digunakan oleh proses-proses tersebut. Deskripsi dari data-data ini disimpan dalarn data dictionary.

Gambar sederhana dari pendekatan berorientasi proses ini dapat dilihat dari diagram aktivititasnya. Yang menjadi titik perhatian adalah prosesnya dan bukan datanya.



Pemilihan Pendekatan yang dipergunakan
Tujuan perusahaan Balton Industries:
Ø Mengoptimumkan fungsi utilitas dari alokasi alternatif investasi.

Pendekatan yang dipilih adalah pendekatan data, karena dalam kasus ini, data, yang berbeda khususnya untuk data alternatif investasi dan data untuk nilai utilitas mempengaruhi hasil yang didapatkan. Data-data tersebut tidak didapatkan dari suatu proses. Biasanya untuk nilai utilitas, tergantung kepada nilai pada diri masing-masing pengambil keputusan (decision makers).

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1.  Metode penyelesaian masalah Balton Industries adalah dengan model optimisasai algoritmik yaitu dengan metode simpleks, karena dengan metode simpleks dapat ditentukan berapa alokasi dana untuk masing-masing alternatif.
2.  Hasil pemecahan masalah

Investasi
Persentase (%)
Jumlah
Mutual Fund I   
50%
$ 617,250
Mutual Fund II   
35%
$ 432,075
Cash   
15%
$ 185,175

Dengan fungsi objektif Z = 14.686

3.  Pendekatan yang digunakan dalam masalah ini adalah pendekatan data (data oriented), karena data yang sangat berpengaruh dalam masalah ini. Perbedaan data baik data altematif investasi mempengaruhi hasil yang didapatkan.

Saran
1.  Penyelesaian untuk masalah Balton Industries ini digunakan metode simpleks, karena dengan metode simpleks dapat menjawab berapa tingkat alokasi dana untuk masing-masing alokasi investasi.
2.  Sebenarnya pemecahan untuk masalah ini sering digunakan Teknik Analisa
Keputusan, tetapi hasil yang didapatkan adalah pilihan altematif terbaik, bukan alokasi terhadap masing masing altematif Nilai utilitas yang digunakan benar-benar merupakan nilai yang terkandung dalam diri pengambil keputusan, karena jika nilai dalam diri pengambil keputusan berubah, maka data nilai utilitas juga berubah, dengan demikian akan mempengaruhi hasil pemecahan masalahnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. DeMarco, Tom, Structured Anaysis and System Spesification, Prentice Hall, Inc. New Jersey, 1978.
2. Fitzgerald, J. and A. Fitzgerald, Fundamental of System Analysis, John Wiley, New York, 1973.
3. Riggs, James L, Production System: Planning Analysis and Control, 3rd ed., John Wiley & Sons, Canada, 1976.
4. McNamee, B Patrick, Tools and Techniques for Strategic Management, 1st ed., Pergamon Press, 1985.

Sumber Google docs.
Dikutip dari :
TUTI SARMA SINAGA, ST., MEILITA TRYANA SEMBIRING, ST.

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA