Jumat, 07 Januari 2011

Dampak Sosial Teknologi


Externalities merupakan biaya diluar biaya produksi perusahaan yang berkaitan dengan dampak sosial/lingkungan dari produk yang dibuat. Biaya ini sangat sulit dihitung karena belum ada standarisasinya secara global.
Contoh sederhana externalities untuk produk konvensional mudah dimengerti, yaitu jika perusahaan memproduksi kertas, perusahaan harus mengeluarkan dana untuk dampak lingkungan kerusakan hutan. Hal ini dikarenakan kertas terbuat dari serat kayu. Dana ini, biasanya disalurkan pada lembaga pelestari lingkungan seperti WWF. Namun bagaimana dampak sosial yang ditimbulkan produk teknologi yang bersifat digital (seperti handphone, jejaring sosial, komputer, internet)? Hal ini saat ini menjadi topik yang cukup menarik saat ini karena masyarakat sudah mulai tergantung pada teknologi. Salah satu akibat dari ketergantungan manusia terhadap teknologi yaitu munculnya istilah technophobia dan technostress yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas mengenai dampak sosial yang ditimbulkan dari penggunaan produk teknologi dalam kehidupan sehari-hari khususnya dari segi psikologis yaitu, technophobia dan technostress.
Sebelum membahas lebih lanjut technophobia dan technostress yang terjadi saat ini, sebaiknya kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan kedua istilah tersebut. Technophobia adalah ketakutan atau rasa tidak suka terhadap teknologi canggih atau perangkat yang kompleks, terutama komputer (American Heritage Dictionary). Istilah ini umumnya digunakan dalam arti ketakutan irasional (tidak masuk akal), tetapi ada juga yang berpendapat ketakutan ini nyata. Istilah ini adalah kebalikan dari technophilia (rasa sangat antusias terhadap teknologi) (wikipedia). Sejarah singkatnya, technophobia mulai mendapatkan perhatian nasional dan internasional sebagai sebuah gerakan pada awal Revolusi Industri dimana banyak buruh yang diberhentikan dan tenaganya digantikan dengan mesin dan akibatnya Kemudian pada Maret 1811 munculah kelompok pekerja anti teknologi yang bernama “Ludd”. Kelompok pemberontakan terhadap teknologi modern bermunculan karena keyakinan mereka bahwa teknologi mengancam cara hidup dan mata pencaharian mereka. Sedangkan technostress adalah hubungan psikologis negatif antara orang dan pengenalan teknologi baru. Craig Brod, pemimpin dalam bidang penelitian technostress, menyatakan bahwa technostress adalah "... penyakit modern adaptasi disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mengatasi dengan teknologi komputer baru dengan cara yang sehat." (Technostress: The Human Cost of the Computer Revolution, 1984).
Dari pengertian diatas, dapat kita analisa bahwa tidak semua orang menyukai kemajuan teknologi dikarenakan ketakutan mereka akan pengaruh teknologi terhadap cara hidup dan mata pencarian mereka. Bahkan teknologi menjadi penyebab stress karena kecemasan dan ketakutan tersebut. Hal ini sangat wajar jika kita telaah dari konsep teknologi yang mengubah cara hidup manusia. Dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, memang banyak mengubah cara hidup manusia. Hal ini dapat dibuktikan dengan beberapa contoh dampak positifnya seperti :
a.      Proses produksi sudah berubah menjadi terotomatisasi dengan adanya mesin/robot sehingga waktu produksi lebih cepat, hasilnya lebih banyak dan resiko pekerjaan yang berbahaya dapat digantikan mesin.
b.      Memudahkan dalam proses komunikasi/interaksi antar manusia dimana dan kapan saja dengan adanya handphone, chatting, email, jejaring sosial, dan lain-lain.
c.       Penyampaian dan pendistribusian informasi lebih cepat dan mudah melalui media elektronik (tv, radio, internet) dibandingkan media cetak(koran, majalah, buku).
d.      Proses transaksi jual beli menjadi lebih mudah dan cepat dibanding cara konvensional. Hal ini terbukti dengan adanya e-banking, e-payment, e-commerce dan lain-lain.
Sedangkan contoh dampak negatifnya antara lain :
  1. Proses produksi yang serba otomatis mengakibatkan ketakutan akan tidak terpakainya tenaga manusia, dalam arti lapangan kerja semakin sempit meskipun hal ini tidak sepenuhnya benar.
  2. Semakin mudahnya komunikasi/interaksi misal lewat internet menyebabkan individu seolah-olah mempunyai dunia sendiri dan pola interaksi secara tatap muka dapat tergantikan dengan web cam sehingga menjadikan manusia kurang berinteraksi secara langsung. Contoh lain, anak-anak sekarang lebih senang bermain games online daripada bermain permainan tradisional.
  3. Penyampaian dan pendistribusian informasi melalui media elektronik memang akan lebih efisien karena paper less. Namun hal ini tentu akan menyebabkan produsen seperti penerbit buku kehilangan sebagian konsumennya karena saat ini sudah ada e-book. Atau contoh lain, koran dapat tergantikan dengan adanya situs detik.com
  4. Kemudahan proses transaksi lewat internet memang sangat baik, tetapi saat ini sebagaian orang juga sudah mulai mengalami ketakutan jika pin dan rekening bank mereka dihack orang lain. Contoh lain, kurangnya kepercayaan konsumen untuk berbelanja lewat internet karena tidak bertransaksi secara langsung.
Referensi :
DAMPAK SOSIAL TEKNOLOGI
TUGAS KULIAH
MANAJEMEN KEUANGAN DAN TEKNOLOGI E-BISNIS
Dosen : Dr. Budi Hermana



Oleh

Eka Fitriah
Kelas : PLSI 37






JURUSAN PLSI ANGKATAN 37
UNIVERSITAS GUNADARMA



Selasa, 04 Januari 2011

Penerapan TI dalam bisnis


Perkembangan teknologi informasi saat ini dapat menjadi peluang atau malah menjadi tantangan bagi perusahaan jika suatu perusahaan tidak cerdik dalam menangani  pesatnya  kemajuan teknologi yang ada. Sudah menjadi suatu kebutuhan dan permintaan dari suatu perusahaan yang ada sekarang ini terhadap penggunaan informasi, dimana merupakan suatu tuntutan bahwa setiap organisasi atau perusahaan akan mengikuti perkembangan teknologi yang demikian pesatnya jika tidak ingin kalah atau ketinggalan oleh pesaingnya. Penggunaan teknologi informasi dan pemmanfaatnya dalam mengumpulkan dan pengolahan data menjadi informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan akan sangat berperan dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dimasa yang akan datang. 

Pesatnya perkembangan dari internet menjadi salah satu infrastruktur komunikasi yang termurah dan dengan tingkat penerimaan yang luas, menjadikan internet sebagai fasilitas pendukung dan bahkan sebagai urat nadi bisnis menjadi semakin nyata keunggulannya. Salah satu tren yang menyertai bisnis dalam jaringan internet saat ini adalah e-commerce. Dengan membawa keunggulan internet seperti pelayanan 24 jam (tidak ada batas waktu), akses dari segala penjuru (tidak ada batas geografi, menjangkau pasar global) dengan biaya yang relatif murah, penyampaian informasi lebih efisien dan kemudahan-kemudahan lainnya, maka tidaklah mengherankan jika sekarang banyak organisasi bisnis yang merambah ke dalam e-commerce untuk promosi maupun penjualan produknya secara online dengan e-payment. 

Selain e-commerce, saat ini banyak digunakan mesin kasir yang telah menerapkan penggunaan teknologi informasi seperti mesin kasir yang digunakan pada mini/super market maupun departement store. Dengan sistem barcode sehingga lebih efisien dalam pelayanan transaksi konsumen dan pengolahan datanya bagi manajer (menghitung stok barang, pendapatan perusahaan dan lain-lain).
Penggunaan TI juga diterapkan pada layanan perbankan seperti ATM bank itu sendiri maupun ATM bersama, e-banking, mobile-banking dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan efisiensi pelayanan dan memudahkan pelanggannya dalam mengakses berbagai layanan perbankan tersebut dimana dan kapan saja. 

Sebenarnya masih banyak lagi contoh penerapan TI dalam kegiatan bisnis sehari-hari yang dapat meningkatkan peluang bisnis. Intinya dengan menerapkan TI dengan baik, sebuah perusahaan dapat mengefisiensi biaya pengelolaan informasi (operasional perusahaan) dan meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan, dapat menjangkau pasar global, dimana dan kapan saja dengan adanya internet. 

Tetapi, ada kelebihan pasti ada kekurangan dengan penerapan TI untuk bisnis seperti mahalnya biaya infrastruktur TI yang dibutuhkan, membutuhkan tenaga ahli dibidang TI untuk pembuatan sistem maupun maintanance dan persaingan yang semakin ketat karena pasar sudah terbuka secara global dengan adanya internet.